TSGoGSCpBSG0TpMiTSOlGfr9Td==

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat Berhasil Turunkan Angka Stunting hingga 5,8%

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat Berhasil Turunkan Angka Stunting hingga 5,8%
Pemkab Pasaman Barat berhasil turunkan stunting (Dok. Ist)


Indonesiaterkini.id Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat di Sumatera Barat berhasil menurunkan angka stunting sebesar 5,8 persen dari 35,5 persen pada 2022 menjadi 29,7 persen pada 2023. 

Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pasaman Barat, H. Risnawanto, mengatakan bahwa penurunan angka stunting ini berkat kerja sama semua pihak, mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama, nagari hinge perusahaan. 

"Berkat kerja keras semua pihak berdasarkan publikasi Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2024, angka prevalensi Pasaman Barat berada pada angka 29,7 persen pada 2023," ujar Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pasaman Barat, H. Risnawanto, S.E.

Untuk terus menekan angka stunting, Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat sudah mengalokasikan uang sebesar Rp71 miliar pada tahun 2024. 

Pihaknya terus melakukan kolaborasi untuk menekan angka stunting, tidak hanya dengan organisasi perangkat daerah saja tetapi juga dengan TP-PKK.

"Aturan pemerintah juga telah ada, seperti instruksi bupati percepatan penurunan stunting dan Perbup Nomor 45 tahun 2021 tentang strategi perubahan perilaku," ujarnya

Ketua TP-PKK Pasaman Barat, Titi Hamsuardi, mengatakan bahwa upaya penurunan stunting dilakukan melalui 10 program pokok PKK. 

PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) merupakan mitra kerja pemerintah yang menjalankan 10 program kerja yang berkaitan erat dengan penurunan stunting.

"Kami dari PKK sebagai mitra kerja pemerintah, menjalankan 10 program kerja yang berkaitan erat dengan penurunan stunting. Bagi anak yang sudah terpantau stunting di posyandu, selalu kami monitor apa saja yang perlu diperhatikan dari anak tersebut," jelasnya

Kader posyandu juga didorong untuk selalu semangat dan aktif dalam memantau balita dan ibu hamil. 

Selain itu, pola asuh anak dan balita, peningkatan ekonomi dalam rumah tangga, pengolahan makanan untuk pemenuhan gizi keluarga serta pemanfaatan pekarangan dengan menanam sayuran juga diperhatikan dalam upaya penurunan stunting.

"Kader posyandu tetap kami dorong untuk selalu semangat dan aktif dalam memantau balita dan ibu hamil," tutupnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement