![]() |
Arne Slot Didera Krisis Taktik dan Cedera Pemain di Balik Turunnya Performa Liverpool |
INDONESIATERKINI.ID — Rentetan hasil buruk tengah membayangi langkah Liverpool di bawah kepemimpinan Arne Slot. Tiga kekalahan beruntun, termasuk saat tumbang 1-2 dari Chelsea, menandai fase tersulit Slot sejak mengambil alih tongkat kepelatihan dari Juergen Klopp.
Musim lalu, Slot mendapat pujian karena mampu membentuk Liverpool yang disiplin dan efisien. Namun kini, keseimbangan itu hilang. The Reds tampak kehilangan kontrol dan kerap goyah dalam transisi.
Padahal, klub telah berinvestasi besar senilai lebih dari £450 juta untuk memperkuat skuad, termasuk pembelian Florian Wirtz dan Alexander Isak.
Sayangnya, dua pemain anyar itu belum memenuhi ekspektasi. Wirtz kesulitan beroperasi di zona kreatif akibat minim suplai dari lini belakang, sementara Isak belum tajam karena belum mencapai kondisi ideal. Dampaknya, produktivitas gol Liverpool anjlok dan mereka semakin bergantung pada bola mati untuk mencetak gol.
Krisis makin dalam akibat cedera beruntun. Konate, Robertson, dan Alisson absen bersamaan, membuat Slot harus memutar otak. Dalam laga terakhir, Gravenberch dimainkan sebagai bek tengah dan Szoboszlai diposisikan di bek kanan. Keputusan itu menjadi bukti betapa menipisnya pilihan di lini pertahanan.
Di lini depan, Mohamed Salah masih jadi andalan, namun gaya bermain bebasnya membuat pertahanan sisi kanan sering terekspos. Statistik BBC mengungkap, hampir 40 persen serangan lawan datang dari area tersebut.
Kelemahan ini dimanfaatkan sempurna oleh lawan-lawan mereka seperti Crystal Palace dan Galatasaray yang menekuk Liverpool lewat skema serangan balik cepat. Slot pun menyadari bahwa kejutan taktik musim lalu kini sudah terbaca oleh lawan.
Menurut The Athletic, kebobolan Liverpool bukan karena kalah secara dominasi, melainkan akibat kesalahan individu. Tantangan bagi Slot kini adalah menyeimbangkan kembali struktur taktik, memulihkan mental pemain, dan memastikan timnya tetap bersaing di papan atas.
Arne Slot datang untuk membawa evolusi di Anfield, namun jika tren negatif berlanjut, proyek tersebut bisa berubah menjadi krisis yang mengguncang kepercayaan publik.