TSGoGSCpBSG0TpMiTSOlGfr9Td==

Cara Bijak konsumsi Suplemen agar Kesehatan Hati Tetap Terjaga

Ilustrasi: Bijak konsumsi suplemen agar kesehatan hati tetap terjaga. (Dok. pixabay.com)

IndonesiaTerkini.com - Dalam era modern yang serba cepat, suplemen menjadi solusi instan bagi banyak orang untuk menjaga kesehatan, meningkatkan energi, hingga mempercantik diri.

Berikut cara bijak kosumsi suplemen agar kesehatan hati tetap terjaga

Namun, di balik manfaat yang ditawarkan, konsumsi suplemen secara sembarangan dapat membawa risiko serius, terutama bagi organ hati yang memiliki peran penting dalam metabolisme tubuh.

Hati: Penjaga tubuh yang sering terabaikan

Hati bertugas menyaring racun serta memproses berbagai zat, termasuk suplemen yang kita konsumsi.

Ketika suplemen dikonsumsi secara berlebihan atau tanpa pengawasan medis, hati dapat terbebani dan mengalami kerusakan.

Bahkan, kasus gagal hati akibat penggunaan suplemen mulai bermunculan dan menjadi perhatian para ahli.

Salah satunya adalah Dr. Karan Rajan, seorang ahli bedah dari Inggris, yang mengutarakan kekhawatirannya melalui media sosial.

Dalam sebuah video yang ditonton lebih dari 1,7 juta kali, ia memperingatkan,“Jangan jadikan liver Anda seperti proyek eksperimen sains yang gagal.”

Peringatan ini muncul usai beredarnya video viral tentang seorang wanita yang mengalami kegagalan organ setelah mengonsumsi suplemen untuk rambut dan kuku.

Mengenali cara kerja suplemen di dalam tubuh

Dr. Rajan menekankan bahwa dirinya tidak anti terhadap suplemen.

Ia sendiri menggunakan suplemen seperti omega-3, vitamin D, dan serat.

Namun, ia menyoroti pentingnya pemahaman terhadap dampak suplemen terhadap hati.

Suplemen, meski berbahan alami, tetap harus diolah oleh hati melalui proses yang disebut metabolisme hepatik.

Jika tidak dikendalikan, proses ini dapat memperberat kerja hati dalam jangka panjang.

“Jika Anda mengonsumsi suplemen dan ingin menghindari cedera hati, ada beberapa hal penting yang perlu diketahui,” ujar Dr. Rajan.

Ia menyarankan masyarakat untuk memeriksa efek suplemen melalui sumber informasi terpercaya seperti LiverTox, sebuah database yang mencatat efek obat dan suplemen terhadap hati.

Jika suatu suplemen tercantum dalam LiverTox dengan grade A, B, atau C, berhati-hatilah dengan dosis dan jenisnya.

Bahkan yang bersifat alami pun tetap melewati sistem metabolisme hati dan bisa memperberat kinerjanya,” jelasnya.

Kesalahpahaman umum adalah anggapan bahwa bahan herbal otomatis aman.

Faktanya, kombinasi bahan aktif dari beberapa produk bisa menimbulkan efek berbahaya yang tak terduga jika dikonsumsi tanpa panduan medis.

Pentingnya memilih produk yang tersertifikasi

Dengan maraknya penjualan suplemen di toko online maupun fisik, masyarakat harus cermat memilih produk yang telah teruji keamanannya.

Banyak produk beredar dengan janji-janji manis, namun tidak memiliki sertifikasi dari lembaga independen yang terpercaya.

Dr. Rajan menyarankan agar konsumen selalu memilih suplemen yang telah melalui pengujian kualitas dan keamanan oleh pihak ketiga.

“Meskipun tidak ada pengujian yang dapat menjamin perlindungan 100% terhadap cedera hati, setidaknya dengan adanya sertifikasi, kita tahu apa yang sebenarnya terkandung dalam kapsul tersebut,” tambahnya.

Sertifikasi menjadi krusial karena sejumlah produk diketahui mengandung zat berbahaya yang tidak tercantum di label, seperti logam berat atau kontaminan lain yang berpotensi merusak hati.

Dosis tepat dan interaksi obat yang perlu diwaspadai

Banyak orang berpikir bahwa semakin banyak suplemen dikonsumsi, manfaatnya akan semakin besar.

Padahal, dosis berlebihan justru bisa berakibat buruk pada fungsi hati.

Dr. Rajan menegaskan pentingnya mengikuti dosis yang telah terbukti secara klinis.

Ia juga memperingatkan bagi mereka yang sedang mengonsumsi obat resep, seperti statin, antikoagulan, antidepresan, atau obat epilepsi, agar tidak sembarangan menambahkan suplemen dalam konsumsi harian mereka.

“Jika Anda sedang menggunakan obat resep seperti statin, antikoagulan, atau antidepresan, konsultasikan dulu dengan apoteker atau dokter sebelum mulai mengonsumsi suplemen apa pun,” ujarnya.

Beberapa suplemen dapat berinteraksi dengan obat dan menyebabkan efek samping berbahaya, atau mengganggu efektivitas pengobatan yang sedang dijalani.

Suplemen bukan musuh, tapi harus bijak

Suplemen bisa bermanfaat jika dikonsumsi secara tepat terutama untuk mereka yang mengalami defisiensi zat tertentu seperti vitamin D atau zat besi.

Namun, suplemen bukanlah pengganti gaya hidup sehat dan pola makan seimbang.

Sebelum memutuskan untuk mengonsumsi suplemen, pastikan untuk mengevaluasi kebutuhan tubuh secara menyeluruh.

Tanyakan: apakah tubuh benar-benar membutuhkan suplemen ini? Apakah sudah berkonsultasi dengan tenaga medis? Apakah produknya aman dan terbukti efektif?

Organ hati memang memiliki kemampuan regenerasi, tetapi jika terus dibebani tanpa jeda, ia bisa mengalami kerusakan permanen seperti hepatitis toksik atau sirosis.

Maka dari itu, bijaklah dalam merawat hati jangan korbankan kesehatannya demi tren sesaat.

Edukasi dan kesadaran: Senjata utama konsumen

Kunci dari konsumsi suplemen yang aman terletak pada edukasi.

Konsumen harus bersikap kritis, tidak mudah percaya pada testimoni influencer, dan selalu mencari informasi dari sumber medis terpercaya.

Mengutip kembali peringatan Dr. Rajan, “Jangan jadikan liver Anda sebagai proyek eksperimen sains yang gagal.” Kalimat ini menjadi pengingat bahwa tubuh bukan tempat uji coba, dan setiap keputusan terkait kesehatan harus diambil secara bertanggung jawab.

Menjaga fungsi hati bukan hanya tentang menghindari zat berbahaya, tapi juga tentang memberi ruang bagi tubuh untuk bekerja dengan alami.

Dengan pendekatan yang hati-hati dan informasi yang tepat, suplemen bisa menjadi pelengkap hidup sehat bukan malah menambah beban baru bagi tubuh.

 

Ketik kata kunci lalu Enter

close